Kembali
Tiga Hari DBON Kaltim Talent Scouting Ratusan Calon Atlet Usia Dini dari Seluruh Daerah
DESAIN Besar Olahraga Nasional (DBON) Kaltim bergerak cepat untuk segera membentuk akademi-akademi pembinaan atlet usia dini.
Sebagai langkah awal, Senin (29/1/2024) sore lalu, proses awal penjaringan bakat atlet usia dini ini resmi dimulai. Menargetkan sebanyak 280 peserta dari sepuluh akademi cabor yang disiapkan, antusias orangtua untuk menitipkan buah hatinya di pembinaan ini terbilang tinggi.
Hal itu ditunjukkan dengan membengkaknya jumlah anak yang didaftarkan, yaitu sebanyak 357 atlet. “Proses talent scouting ini akan dilaksanakan selama tiga hari, tanggal 29, 30 dan 31 Januari 2024,” ucap Kepala Pelaksana Sekretariat DBON Kaltim, Zairin Zain di acara pembukaan yang berlangsung di Halaman Kadrie Oening Tower Samarinda.
Zairin mengatakan tes kali ini diikuti atlet usia dini dari cabang olahraga dibawah naungan DBON yaitu senam, renang, panjat tebing, balap sepeda, panahan, angkat besi, menembak, taekwondo, karate dan pencak silat dan merupakan kelanjutan dari beberapa kejuaraan usia dini yang telah dilakukan sebelumnya. Nantinya, peserta yang berusia di bawah 16 tahun ini akan diidentifikasi bakatnya, untuk diketahui mereka lebih berpotensi di cabor apa. “Karena bisa saja, ternyata bakat mereka bukan di olahraga yang digeluti saat ini,” jelas Zairin.
Penjelasan teknis secara rinci di tahapan awal ini disampaikan oleh Ketua Tim Pakar Talent Scouting, DR Syahrial Bakhtiar. Menurutnya, pencarian bakat atau talent scouting bukan hal baru di Indonesia. Akan tetapi, sampai saat ini hasil dari talent scouting itu tidak jelas ke mana bermuara. Untuk tes kali ini, mantan Wakil Rektor dan Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang itu, akan menggunakan teknologi berupa learning machine dan artificial Intelegent (AI).
Nantinya proses tes ini akan tercatat secara sistematis, dan dalam waktu singkat, sudah bisa diketahui bakat dari peserta lebih condong di cabor apa.
“Selama ini di Indonesia hanya mengenal identifikasi bakat. Padahal, sebelum itu ada tahap deteksi dan orientasi, baru kemudian masuk ke identifikasi, dilanjutkan dengan transfer bakat. Itu yang akan kami lakukan,” beber Syahrial.
Dari tahapan-tahapan berbasis science sports itu, bahkan bisa diketahui bagaimana potensi pertumbuhan fisik dari atlet bersangkutan. Kemudian persentase kemampuan dan level keunggulannya. “Tentu yang utama di sini kami mencari yang bisa mencapai level seorang olympians,” cetus pria yang kini menjabat sebagai ketua umum Ikatan Sarjana Olahraga Indonesia itu.
Sementara itu, membuka kegiatan ini, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim Agus Hari Kesuma, memastikan pemerintah akan mendukung penuh program ini. Ia pun meminta orang tua peserta untuk bisa memberikan support untuk pembinaan jangka panjang ini yang mana jika nanti anaknya terpilih sebagai akademia, maka semua kebutuhan untuk menginap, pemenuhan gizi dan pendidikannya bakal ditanggung sepenuhnya oleh DBON Kaltim. “Yang jelas, kalian semua yang berada di sini adalah anak-anak pemberani,” Agus memberikan pujian.
Nantinya dari proses seleksi ini akan dipilih 120 anak yang akan melanjutkan ke akademi. “Kami targetkan Februari ini sudah jalan. Kami juga sudah koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan sekolah-sekolah di sekitar sini untuk bisa menerima siswa yang masuk dalam program DBON,” ucap Agus. (*)
Rekomendasi